IHSG Rebound? Laba Emiten Semester II 2025 Moncer!
Prospek laba emiten diperkirakan positif pada semester II/2025 berkat lonjakan konsumsi, sektor konstruksi, dan tren penurunan suku bunga turun.
Prospek laba emiten diperkirakan positif pada semester II/2025 berkat lonjakan konsumsi, sektor konstruksi, dan tren penurunan suku bunga turun.
Bank Indonesia (BI) berkomitmen menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah aksi massa dengan intervensi pasar dan memastikan kecukupan likuiditas.
IHSG anjlok 3,31% pada 1 September 2025, namun Menko Airlangga menegaskan ekonomi RI tetap solid dengan pertumbuhan 5,12% dan PMI di atas 50.
IHSG diproyeksi tertekan akibat demo di Jakarta, tetapi saham big caps seperti BBNI, BBCA, BMRI, dan BBRI tetap direkomendasikan oleh analis.
IHSG diprediksi melemah akibat gejolak politik, namun saham emas dan perbankan seperti BBRI, AMMN, dan BRMS masih prospektif untuk dibeli.
Nilai tukar rupiah dan IHSG jatuh akibat aksi demo dan ketegangan politik, memicu kekhawatiran investor.
Modal asing Rp910 miliar masuk ke pasar saham Indonesia pada 19-21 Agustus 2025, meski aliran modal asing tahun ini masih minus Rp67,19 triliun.
Bank Indonesia berencana melanjutkan penurunan BI Rate hingga akhir 2025 untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, dengan tetap memperhatikan inflasi dan stabilitas rupiah.
Bank Indonesia memproyeksikan ekonomi RI tumbuh 4,6%-5,4% pada 2025, didorong investasi, ekspor, belanja pemerintah, dan kebijakan moneter yang pro-pertumbuhan.
Bank Indonesia telah memangkas BI Rate 75 bps sejak awal 2025, kini di 5%, menandai pelonggaran moneter. Keputusan ini di luar ekspektasi pasar.