IHSG Terus Menguat, Perbankan hingga Konsumer Dinilai Belum Tergarap
IHSG menguat meski laba emiten turun 4,2% YoY. Saham perbankan dan konsumer dinilai undervalue, berpotensi naik di tengah stabilitas ekonomi kuartal IV/2025.
IHSG menguat meski laba emiten turun 4,2% YoY. Saham perbankan dan konsumer dinilai undervalue, berpotensi naik di tengah stabilitas ekonomi kuartal IV/2025.
IHSG cetak rekor baru di 2025, didukung saham DCII, DSSA, dan ASII. IHSG capai level tertinggi 8.355, naik 17,18% ytd. Saham multibagger konglomerat jadi penopang utama.
Saham konglomerat seperti Prajogo, Hashim, hingga Grup Lippo jatuh, IHSG turun 2,57% ke 7.915,65
IHSG turun 2,57% ke 7.915,66 akibat saham konglomerat melemah, tetapi Menkeu Purbaya optimistis bisa capai level 9.000 akhir tahun.
IHSG turun 2,57% ke 7.915,66 akibat saham konglomerat jatuh. Penurunan dipicu krisis kredit AS dan ketegangan geopolitik. Danantara siapkan dana Rp16 triliun untuk stabilisasi.
IHSG turun 2,57% ke 7.915 dipicu koreksi saham konglomerat seperti Grup Lippo dan Haji Isam. Saham MLPT dan JARR masuk top losers dengan penurunan double digit.
IHSG turun 2,22% ke 7.944,28 pada 17/10/2025, tertekan saham konglomerat seperti BRPT dan BREN. Analis prediksi koreksi lanjut, waspadai support 7.913.
Saham konglomerat seperti DSSA dan DCII mencatat lonjakan multibagger tahun ini yang didukung transformasi bisnis dan tren global.
IHSG diproyeksikan naik didorong kebijakan fiskal pro-pertumbuhan. Saham TLKM, TOWR, dan BRPT direkomendasikan untuk strategi buy on weakness.
Saham konglomerat besar seperti Haji Isam, Hapsoro, dan Prajogo mengalami penurunan signifikan saat IHSG melemah ke level 7.985,3 pada 15 Oktober 2025.