Saham BMRI, BBNI Cs Kompak Turun Usai Kenaikan Bunga Deposito Dolar AS
Saham bank BUMN seperti BMRI dan BBNI turun setelah kenaikan bunga deposito dolar AS menjadi 4%, meski diharapkan menarik investor dengan imbal hasil kompetitif.
Saham bank BUMN seperti BMRI dan BBNI turun setelah kenaikan bunga deposito dolar AS menjadi 4%, meski diharapkan menarik investor dengan imbal hasil kompetitif.
IHSG tembus rekor baru di level 8.051 pada pekan ketiga September 2025, ditopang lonjakan sektor industri, teknologi, dan energi.
Saham BBCA diprediksi rebound ke Rp9.200 meski saat ini stabil di Rp8.000. Investor disarankan buy on weakness dengan target jangka pendek Rp8.300-Rp8.500.
IHSG diprediksi melemah akibat gejolak politik, namun saham emas dan perbankan seperti BBRI, AMMN, dan BRMS masih prospektif untuk dibeli.
Penurunan BI Rate menjadi sentimen positif bagi saham perbankan, terutama bank BUMN. Analis rekomendasikan akumulasi sejumlah saham emiten bank.
Investor asing ramai membeli saham BBRI senilai Rp474,72 miliar, sementara saham BBCA hingga BBKP dilego.
Trimegah AM mencetak AUM Rp45 triliun, dengan reksa dana saham unggul 6,03% dan 9,32% ytd, melampaui LQ45 yang flat. Fokus pada saham dengan katalis spesifik.
IHSG mencetak rekor tertinggi pada 15 Agustus 2025, dengan saham lapis kedua seperti DCII dan WIFI diprediksi masih berpotensi menguat meski volatilitas meningkat.
Saham konglomerat seperti DCII, BREN, dan BBCA mendongkrak IHSG naik 4,84% ke 7.898,37 sepekan periode 11 hingga 15 Agustus 2025.