Saham Dividen Tinggi: Pilih Kualitas Terbaik di IDX High Dividend 20
IDX High Dividend 20 melemah 5,1% ytd, namun valuasi saham murah berpotensi menguat seiring sentimen penurunan suku bunga BI dan tebaran dividen interim.
IDX High Dividend 20 melemah 5,1% ytd, namun valuasi saham murah berpotensi menguat seiring sentimen penurunan suku bunga BI dan tebaran dividen interim.
Pasar saham Indonesia mulai mencatatkan arus masuk dana asing di tengah kinerja kinclong indeks harga saham gabungan (IHSG).
Harga saham BCA turun 19% YTD, namun belum ada rencana buyback. Manajemen memilih mengikuti mekanisme pasar, meski fundamental BCA tetap solid.
Indeks Bisnis-27 naik 1,04% pada pembukaan 10/9/2025, didorong saham bank besar seperti BBCA, BMRI, dan BBRI yang menguat.
BRI Danareksa merekomendasikan saham BBCA, TLKM, ISAT, dan INCO saat kepemilikan asing menurun, membuka peluang investasi di sektor perbankan dan komoditas.
IHSG menguat 0,47% pada 1-4 September 2025 meski saham besar seperti DCII, BREN, dan BBRI menahan Ifonti.com sell asing capai Rp5,3 triliun sepekan.
Investor asing menjual saham BBCA senilai Rp4,29 triliun dalam sepekan akibat September Effect, yang dikenal memicu volatilitas pasar saham.
IHSG naik 0,47% ke 7.867,35 dengan kapitalisasi pasar Rp14.211 triliun. BBCA dominasi transaksi, sementara BREN pimpin market cap Rp1.154 triliun.
Indeks Bisnis-27 naik 0,07% ke 517,24 meski IHSG turun 0,21% ke 7.869,59. Saham CPIN, BMRI, dan lainnya mendukung kenaikan, sementara IHSG melemah.
Saham BBCA diprediksi rebound ke Rp9.200 meski saat ini stabil di Rp8.000. Investor disarankan buy on weakness dengan target jangka pendek Rp8.300-Rp8.500.