IHSG Gagal Tembus 8.000? Aksi Profit Taking Jadi Penghalang!
IHSG berpotensi mencapai 8.000 jika arus dana asing yang konsisten, meski aksi profit taking bisa menghambat laju indeks komposit saham.
IHSG berpotensi mencapai 8.000 jika arus dana asing yang konsisten, meski aksi profit taking bisa menghambat laju indeks komposit saham.
Reli IHSG didorong saham konglomerat dan aliran modal asing, berpotensi mencapai 8.000 sebelum koreksi. Investor waspada profit taking dan perubahan suku bunga The Fed.
Analis merevisi target IHSG mendekati 8.000 karena reli saham dan masuknya investor asing. BRI Danareksa, Kiwoom, dan Infovesta optimis, meski waspada koreksi.
BRI Danareksa Sekuritas menaikkan target IHSG akhir 2025 ke 7.960, didorong oleh reli saham konglomerat dan ekspektasi kenaikan laba bersih emiten.
IHSG berpotensi cetak ATH baru, saham BBNI, RATU, dan RAJA jadi pilihan utama. Sentimen positif dari penundaan tarif impor AS-China dan ekspektasi penurunan suku bunga The Fed mendukung penguatan.
Saham bank jumbo BBCA, BBRI, BMRI menguat, menarik arus dana asing. Ifonti.com sell asing tinggi ytd, prospek pasar saham Indonesia tetap positif.
IHSG naik 1,91% ke 7.750, dipicu meredanya geopolitik dan data inflasi AS. Saham blue chip BMRI, BBCA, dan lapis dua PPRE, DKHH pun memanas.
IHSG naik 0,96% ke 7.605 pada HUT ke-48 Pasar Modal Indonesia, didorong oleh pertumbuhan ekonomi dan rebalancing MSCI. Saham BREN dan DSSA memimpin kenaikan.
IHSG melemah 0,06% sepekan hingga 8 Agustus 2025. Saham TOBA, MBMA, dan SMMT paling turun. Transaksi harian naik 10,92%, nilai transaksi naik 6,41%.
IHSG menguat 6,41% ytd, menempati posisi ketiga di ASEAN jelang HUT ke-48 Pasar Modal, sementara indeks lain di Asia Tenggara banyak yang melemah.