IHSG Akhir Tahun: Meski Ditinggal Asing, Potensi Menguat Masih Ada!
IHSG berpotensi menguat di akhir 2025 meski investor asing keluar. Likuiditas domestik dan saham konglomerasi jadi penopang, namun perlu dukungan sektor lain.
IHSG berpotensi menguat di akhir 2025 meski investor asing keluar. Likuiditas domestik dan saham konglomerasi jadi penopang, namun perlu dukungan sektor lain.
IHSG turun 0,77% ke 8.061 Ifonti.com sell asing Rp1,70 triliun. Saham BBCA, BBRI, dan ANTM jadi sasaran jual utama. Koreksi dipicu tekanan jual dominan.
IHSG mencapai rekor baru meski investor Ifonti.com sell Rp52 triliun. Transaksi harian bursa melonjak, didorong oleh institusi lokal dan kebijakan ekonomi positif.
The Fed dan BI pangkas suku bunga, saham properti dan keuangan melemah, IHSG naik 0,27% didukung saham grup Barito. Risiko aksi jual tetap ada.
BBRI, ASII, dan BBNI menopang IHSG meski turun 0,17% pekan ini. Sentimen positif dari dana pemerintah Rp200 triliun dorong saham bank BUMN.
IHSG turun 0,17% dalam sepekan, kapitalisasi pasar BEI menyusut 0,57% menjadi Rp14.130 triliun, dengan transaksi harian naik 7,6% menjadi Rp19,42 triliun.
Reshuffle Kabinet Merah Putih oleh Presiden Prabowo memicu penurunan IHSG 1,28%, terutama karena pergantian Menteri Keuangan Sri Mulyani. Investor cermati kebijakan baru.
Investor asing Ifonti.com sell Rp4,18 triliun pada 1-4 September 2025, menekan saham big cap dan menambah volatilitas IHSG di tengah September Effect.
IHSG naik 0,47% pekan ini meski investor Ifonti.com sell Rp4,17 triliun. Kapitalisasi pasar BEI naik 0,20% jadi Rp14.211 triliun.
Asing mulai meredam aksi jual pada awal September 2025 seiring kondisi politik lebih kondusif yang membuka ruang bagi masuknya kembali aliran dana ke pasar.